IHT V, Berikan Solusi Manajerial Rumah Sakit


Malang, (10/12). Tingginya curah hujan yang mengguyur kota Malang dalam beberapa pekan terakhir tidak menyurutkan upaya Indonesian Progressive Consultant (IPC) memberikan kontribusi terhadap perbaikan tata kelola pemerintahan daerah. Kali ini, IPC menggelar In House Training (IHT) kelima dengan tema “Tata Kelola Rumah Sakit Berdaya Saing yang Profitable”. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Hotel Aria Gajayana Kota Malang dan diikuti oleh beragam peserta dari perwakilan beberapa pemerintah daerah di Indonesia.

Dalam sambutannya, Abdul Muntholib, S.E,. selaku Direktur Indonesia Progressive Consultan menyampaikan bahwa, sebagai lembaga konsultan independent yang bergerak memberikan layanan konsultasi terkait tata kelola pemerintahan, keuangan, dan Badan Usaha Milik Daerah, kehadiran IPC dapat disambut baik oleh semua kalangan pemerintah daerah sehingga nantinya dapat menciptakan simbiosis mutualisme yang berdampak baik pada peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Beliau berharap, iklim konsultasi dapat meningkat seiring dengan kompleksitas persoalan yang tengah dihadapi oleh pemerintah daerah.

Selaku Pembina MSI sekaligus pemateri, hadir juga di acara tersebut Prof. M. Mas’ud Said, MM., Ph.D. Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan bahwa perbaikan tata kelola rumah sakit sangat diperlukan. Hal tersebut dilakukan guna mewujudkan rumah sakit berdaya saing yang berkelanjutan. Salah satunya dapat dilakukan dengan cara menciptakan akses “rasa” kedekatan dengan pelanggan. Rasa kedekatan dengan pelanggan tersebut menurut beliau hanya bisa tercipta manakala pihak rumah sakit di berbagai daerah di Indonesia mampu memberikan akses pelayanan berkualitas yang bisa dijangkau oleh semua kalangan, khususnya kaum millennial yang memang memiliki ciri dan potensi tersendiri.

Di lain sisi, hadir juga drg. M. Syafrudin Hak Sp. BM(K), MPH.,Ph.D selaku Ketua Komite Mutu RSAB Harapan Kita Jakarta sebagai nara sumber. Dalam ulasannya via zoom, beliau menyampaikan bahwa selama ini pemahaman tentang risiko masih terbatas pada persoalan bencana dan gempa bumi, dan kurang menganggap wabah sebagai bagian penting dari risiko yang juga perlu mendapatkan perhatian serius oleh sebagian besar kalangan. Karena itu, beliau berharap persoalan wabah yang melanda hampir semua bagian di dunia ini harus menjadi titik balik terwujudnya pelayanan rumah sakit yang berkualitas dan responsif. Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya efektifitas komunikasi seluruh pimpinan dan pemangku kepentingan di rumah sakit. Karena ini juga menjadi salah satu kunci utama terwujudnya ‘smart hospital”.

Senada dengan itu, Purnama Dhedhy Styawan, S.E., M.E juga menjadi narasumber di kegiatan tersebut. Pria kelahiran Jepara yang juga aktif sebagai staff ahli di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) tersebut menyampaikan, sebagai bagian penting dari sektor pelayanan publik yang padat modal, padat karya, padat profesi, padat tekhnologi, bahkan padat masalah dan tantangan, rumah sakit di seluruh daerah di Indonesia sudah seharusnya memiliki satu sistem pengelolaan yang terintegrasi dengan perkembangan kebutuhan zaman. Hal tersebut menjadi suatu keniscayaan yang harus dilalui manakala rumah sakit tersebut menginginkan keberlanjutan di tengah kompleksitas tantangan dan perkembangan model akses dan type kebutuhan pelanggan.

Kegiatan IHT Kelima tersebut berlangsung selama dua hari, yakni dari tanggal 10-11 Desember 2021. Materi terakhir di hari penutupan diisi oleh dr. Agnes Widayu E, MMRS selaku Direktur Rumah Sakit Hermina. Di tengah penyampaian materinya, beliau menekankan pentingnya kerja sama kolaboratif dari semua pengelola rumah sakit di Indonesia dalam rangka menghadapi tantangan kompetisi di dunia kesehatan yang makin kompleks. (*)

0 Komentar